Takjarang, karena sangat lapar, Anda nekat mengonsumsi makanan yang dihinggapi lalat. Menurut para ahli serangga, meskipun banyak orang yang lebih jijik dengan kecoa, ternyata lalat justru lebih kotor ketimbang kecoa. Faktanya, 1 ekor lalat bisa membawa sekitar 300 lebih jenis virus, bakteri, dan parasit penyebab penyakit.
Darirumusan masalah diatas tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh Jamban (kakus) terhadap pertumbuhan penyakit Diare di Kalimantan Selatan. Manfaat penulisan makalah ini adalah memberikan pengetahuan dan informasi tentang pengaruh jamban (kakus) sehat terhadap pertumbuhan penyakit Diare di Kalimantan Selatan.
Telurlalat yang termakan oleh kita akan memberikan dampak pada kesehatan. Berikut kondisi yang dapat terjadi pada tubuh akibat telur lalat! 1. Infeksi bakteri. Source: Pexels.com. Umumnya lalat sering hinggap di tempat-tempat kotor dan lembap seperti sisa-sisa sampah yang sudah membusuk.
Salahsatunya adalah penyakit tidur yang disebabkan gigitan lalat Tsetse. Sementara itu, penularan tidak langsung terjadi melalui pemindahan agen patogen oleh lalat ke makanan dan minuman yang dikonsumsi. Penyakit yang akan diderita, yakni diare, difteri, dan juga cacingan. Artikel Lainnya: Tak Melulu Soal Diare, Lalat Bisa Sebabkan Kebutaan
WHOmenyebutkan, lalat dapat menyebarkan infeksi mata, kulit, dan organ dalam tubuh seperti diare
EBVFECW. Jawaban yang benar adalah C. Lalat. Pembahasan Diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar encer 3 kali atau lebih dalam sehari. Salah satu penyebab diare adalah tercemarnya makanan dan minuman oleh bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan salah satu hewan yang kotor. Hal ini karena lalat senang hidup atau menghinggapi sampah dan tempat lain yang kotor. Makanan yang dihinggapi oleh lalat akan tercemar oleh mikroorganisme baik bakteri, protozoa, telur/larva cacing atau bahkan virus yang dibawa dan dikeluarkan dari mulut lalat. Apabila makanan tersebut dimakan oleh manusia, maka dapat menyebabkan penyakit diare. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga kebersihan dan menutup makanan dengan tudung saji, agar makanan tidak bisa di hinggapi oleh lalat. Simpulan Jadi, penyakit diare dapat disebabkan karena memakan makanan yang dihinggapi lalat opsi C.
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar dengan kondisi tinja yang encer atau berair. Diare umumnya terjadi akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia, terutama pada bayi dan anak-anak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, jumlah kasus diare di seluruh Indonesia adalah sekitar 7,2 juta jiwa. Diare biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari diare akut. Namun, pada sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari diare kronis. Umumnya, diare tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, diare yang tidak kunjung membaik atau malah makin memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal. Perlu diketahui, diare juga dapat menjadi salah satu gejala COVID-19. Jika Anda atau anak Anda mengalami diare, terutama jika disertai dengan demam, sakit kepala, atau hilang penciuman, lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan kondisi tersebut. Klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke pemeriksaan COVID-19 terdekat Rapid Test Antibodi Swab Antigen Rapid Test Antigen PCR Penyebab dan Gejala Diare Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di usus besar yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Namun, diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat peradangan di saluran pencernaan, misalnya penyakit Crohn atau kolitis ulseratif. Gejala diare yang utama adalah buang air besar dengan tinja yang encer, yang bisa mengandung lendir atau darah. Gejala lain yang sering dialami oleh penderita diare adalah Demam Perut mulas Mual atau muntah Pusing dan lemas Kulit terasa kering Pengobatan dan Pencegahan Diare Pengobatan utama diare adalah untuk mencegah dehidrasi. Penderita dapat meminum oralit, sup encer, dan air putih, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. Selain itu, konsumsi makanan lunak dan tidak pedas, suplemen probiotik, dan obat antidiare yang bisa didapatkan di apotek, juga disarankan untuk mempercepat pemulihan diare. Pada bayi yang masih menyusu, pemberian ASI tetap dilakukan meskipun bayi diare. Pada kondisi yang lebih serius, dokter akan memberikan obat-obatan, seperti Obat antibiotik Obat pereda nyeri Obat yang dapat memperlambat gerakan usus Untuk mencegah diare, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, misalnya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mencuci buah dan sayur, dan tidak mengonsumsi makanan atau minum air yang belum dimasak sampai matang.
penyakit diare dapat disebabkan karena memakan makanan yang dihinggapi